1811=simply.cant.get.any.more.ideas.on.how.to.name.this.blog.

3.10.08

Laskar Pelangi

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Laskar Pelangi. Film yang ditunggu tunggu oleh pecinta film dan novel Indonesia beberapa waktu terakhir ini akhirnya sempat gue tonton dengan nyaman di Blitz. Riri Riza dan Mira Lesmana, nama yang jadi 'jaminan' untuk tontonan bermutu sebelum berbuka puasa. Andrea Hirata, dengan gubahan sastra kehidupannya mampu menyihir banyak manusia untuk menjadi terinspirasi karenanya. Lalu bagaimana dengan filmnya?

Menarik. Tidak bagus sekali. Tetapi kadarnya terasa lumayan cukup. Kalau tidak malah kurang sekali. Itu opini pribadi lho :). Opini lainnya berujar kalau film ini cenderung lemah gaya :(. Yang menjadi penolong adalah tema besar anak2 Belitong yang teguh meraih cita dan 10 aktor kecil berbakat itu. Jalinan ceritanya cenderung bergerak lambat. Untuk yang pernah membaca bukunya, banyak sekali detail yang dicoba dirangkum tapi malah membuat film tampak terlalu dipadat-padatkan. Untuk yang belum pernah membacanya, mungkin ada yang merasa bahwa terlalu banyak sempalan di film ini (e.g: adegan mengejar dukun). Frekuensinya yang cenderung bergerak pelan-tibatiba cepat-tertawa-terharu-tertawa membuat tambah berkerut ketika banyak adegan menarik yang direka dengan visual slow motion (e.g; adegan tari karnaval). Bahasa daerah yang orisinil dan menantang pastinya akan terasa lebih berarti bila disandingkan dengan teks bahasa Indonesia agar lebih menyentuh semua lapisan kultur masyarakat. Perkenalan tiap karakternya akan terasa lebih dalam bila tidak bertumpuk di beberapa momen saja. Terlalu banyak karakter, terlalu banyak waktu terbuang. Pencitraan bunga2 dalam visual jatuh cintanya Ikal akan terasa lebih indah dan menyentuh adonan fantasi kita bila dari awal film sudah diperkenalkan bumbu2 animatik dalam beberapa adegannya (cuma ada sedikit animatik dalam judul awal). Penjelmaan Mahar yang indah suaranya akan terasa lebih menakjubkan bila tidak terlalu mengedepankan dubbing yg begitu kentara dengan anak2 lain sbg suara latar di belakangnya. Penjelmaan Lintang dewasa juga tampak terlalu jauh dari Lintang kecil yang wajahnya sangat Belitong. Dan lagi2 jalinan ceritanya kurang begitu mengalir nyaman karena terlalu banyak adegan pose di pantai, adegan Laskar Pelangi yang berlari bersama, dan adegan antara yang terputus putus.

Tapi di balik semua kejanggalan versi saya di atas, secara 'maksimal' film ini berusaha merangkum keajaiban novelnya. Kisah hidup orang2 di dalamnya. Dan syukurnya semua terbilang berhasil. Lugas dalam penyampaian. Ditambah adanya imbuhan pasal UUD 45 di akhir film. Tema yang diangkat mampu merangkul hati terdalam penontonnya. Ditambah akting Cut Mini yang jempolan. Karakter Bu Muslimah yang inspiratif. Peran anak2 Belitong yang menyegarkan. Dan kehadiran aktor dan aktris senior yang seperti menjadi pagar pembatas akting segar di dalamnya. Serta isi keseluruhan film yang tampaknya berhasil membawa tema sedalam dan semulia ini untuk dijadikan tontonan bermutu di tengah ketiadaan tontonan bermutu karya anak bangsa yang peduli. Setidaknya selesai menonton film ini bisa berkata, Alhamdulillah, hari ini ada dorongan baru dalam menjalani hari di depan. Mimpi apapun bisa dicapai. Bangun dan kejarlah. Banyak memberi dan lebih banyak lagi memberi. Banyak inspirasi dan refreshing moral dari film ini. Tonton film ini, hargai, dan gali inspirasinya untuk bekal di depan!


Link to site: http://www.laskarpelangithemovie.com/

16 Comments:

  • gue merasa cuma merasa terganggu sama adegan lambat pas tari karnaval. Pas Mahar nyanyi dengan temen2nya menari latar itu... omg itu adalah sangat 80an, apakah dirimu lupa, Men? Gue ngakak abis pas adegan nyanyi itu. Semuanya sangat bernuansa 70s dan 80s.
    Detil propnya juga edun berat. Mata gue lumayan jahanam soal detil prop, makanya pas gue nonton film endonesyah berjudul Ruang, gue lepeh-lepeh abis.
    Dan scoring musiknya juga pas sama filmnya. Dibandingin sama pelem endonesa lainnya, yang lumayan mendekati prestasi ini adalah pelem Lost in Love yang waktu itu gue bantai abis.
    Gue rasa yang bikin pelem ini dramanya mak nyus sampe orang nangis-nangis adalah ekting jempolan bintang yang lama tak pulang: Ikranegara. Cut Mini dan orang yang main jadi Bakri itu juga jagoan karena dia bisa satu frame sama Ikranegara dan Slamet Rahardjo dan nggak kebanting modar. :)
    Ah ini adalah film endonesya yang paling bagus buat tahun ini. Meskipun bersaing ketat sama Fiksi :">

    By Anonymous 'M ', at Friday, October 03, 2008 11:18:00 AM  

  • belum nonton dan pengen banget nonton...
    eh, ya, mohon maaf lahir batin ya...

    By Anonymous naz azhar, at Friday, October 03, 2008 11:24:00 AM  

  • mengecewakan...kayaknya film ini dibuat hanya sebagai additional material pelengkap bukunya saja, jadinya film cuma masuk akal untuk yang sudah baca bukunya dan meninggalkan banyak tanda-tanya buat yang belum baca bukunya

    By Anonymous DiBot !, at Friday, October 03, 2008 3:44:00 PM  

  • hehe... kalo gak salah dulu gw ngomongin novelnya tapi Firman belom ngeh...
    yahhh... belom nonton... takut gak sesuai dgn yang dibayangkan :)

    By Anonymous Yusi Heptorina, at Friday, October 03, 2008 11:12:00 PM  

  • hehehehe iya, itu belom kesebut di atas kalo detail propnya bikin beda kelas Riri Riza dibanding sutradara lain. Keren! Adegan nyanyinya emang jadul pisan. Lagunya dong, hehehehe jadul. Tapi tauk ya, gue ngerasa terganggu aja sama penggarapan pas scene itu :D. Tapi Fiksi daku belom liat, bagus ya? Liattt

    By Anonymous firman widyasmara, at Saturday, October 04, 2008 10:05:00 AM  

  • Hohoho, maaf lahir bathin juga! :D Hepi lebaran!

    By Anonymous firman widyasmara, at Saturday, October 04, 2008 10:06:00 AM  

  • Yup, too many loose ends :(

    By Anonymous firman widyasmara, at Saturday, October 04, 2008 10:06:00 AM  

  • hoho, daku emang telat kok bacanya bu :P itu juga baca ebooksnya sampai Sang Pemimpi, bukan lembaran buku aselinya hehehehehehe tapi namanya imajinasi mah tetep melayang juga :D. takut gak sesuai novel? Ya wajarlaaa, nikmati aja film ini sebagai salah satu film karya terbaik lokal so far, HARUS ada film-film yang lebih keren di depan :)))

    By Anonymous firman widyasmara, at Saturday, October 04, 2008 10:09:00 AM  

  • kalo tetap diterusin pake narasi kalo mnurut gue rasa sih bakalan nggak loose end...sayang banget...kasian bini gue yang sama sekali kagak baca bukunya...jadi bingung ngikutin ceritanya

    By Anonymous DiBot !, at Saturday, October 04, 2008 1:48:00 PM  

  • men... pa kabar bro? kayaknya makin dalem aja nih untuk urusan film2... gue siih gak terlalu ikut2 "booming perasaan" .. kalo orang2 banyak bilang film indonesia udah mulai menuju ke"perak"an, mungkin gue setuju..bisa gw liat di bogor, bbrp 21 di dominasi film lokal (walau banyak nyang gak bermutu)... kembali ke film "LP".. gw blm pernah baca novelnya dan blm sempet nonton juga..kenapa ya Men gue agak2 antipati ma film2 lokal kayak AAC, LP nyang kata orang bisa meneteskan air mata... tapi gue salut ma animo masyarakat yg bagus terhadap prod dlm negri.... UDAH CAPE DAN GAK JELAS MAU NGOMONG APA GUE..


    OIYAA..
    MINAL A'IDIN WAL FAIDZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN....


    NB:
    Man, gue ada perlu nanya2 dikit ma lo... temen gue mau Launching Album (Band Baru).. mau tanya tentang biaya pembuatan Vid Klipnya...sekalian minta masukan dari lo..!!! Masih boleh khan gue ngerepotin lo Man?..

    wassalam,


    Idries yg masih Blake (baca: blek)

    By Anonymous blake kil, at Sunday, October 05, 2008 12:11:00 AM  

  • nah itu diaaa yg dicari :)) animonya dulu dibangkitin, nanti dibombardirlah dgn mutu keren, jangan ikutan tren, tapi bikin tren hehehehehe berani gak ya :P eh oom, sudah daku PM ttg videoklip, kontak2 aye aja pak! :) oks!

    By Anonymous firman widyasmara, at Sunday, October 05, 2008 2:07:00 AM  

  • belum berani nonton... masih penuh.... masih euforia... ah..... tunggu santai dulu aja,,,, biar bisa nge-review dengan nyaman...

    By Anonymous detta aryani, at Wednesday, October 08, 2008 4:20:00 PM  

  • wah bener banget tuh detta, nonton lah nontoon, biar bisa nyela kritikan gue hehehehehe :P

    By Anonymous firman widyasmara, at Thursday, October 09, 2008 4:36:00 AM  

  • the better indonesian movie of the year if not the best. but still can't top Langitku Rumahku, ini personal preference sih :P

    By Anonymous lambekobong ( ^__ ^), at Thursday, October 09, 2008 1:44:00 PM  

  • setujuh!

    By Anonymous firman widyasmara, at Thursday, October 09, 2008 2:02:00 PM  

  • mas imun bauuuuuuuuu

    By Anonymous sukma intan fauzia, at Thursday, October 09, 2008 2:46:00 PM  

Post a Comment

<< Home