1811=simply.cant.get.any.more.ideas.on.how.to.name.this.blog.

29.11.05

Alexandria dan potongan historikal yang pernah lewat :)

Agak sulit membayangkan apa enaknya pergi antri di depan loket bioskop sendiri, berjalan-jalan sendiri, sampai duduk di kursi merah itu sendiri dan menonton film dengan perasaan yang agak kurang nyaman karena cuma bisa senyum-sedih-tertawa sendiri di dalam gelapnya bioskop ..

Paling sesekali lemaskan leher yang agak pegal karena terlalu serius mengikuti jalan cerita di depan … :)

Tapi itulah satu hal menyenangkan yang bisa dilakukan seorang saya dalam habiskan sedikit waktu dalam kepadatan kepala yang kian hari kian sesak dengan angka :D

Alexandria.

Sebuah karya lokal dari naskah seorang teman yang kian terang bintangnya, Salman Aristo. Bolehlah kutimang sejenak dalam sedikit review kecil dari penikmat film yang belum jadi gilafilm seperti si gilafilm itu hehehehe

Ceritanya sederhana, tidak rumit, pas, dan cukup masuk di akal. Yaitu tentang cinta dua sahabat terhadap seorang gadis idaman yang diperebutkan keduanya. Tema yang cukup banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam tontonan maupun dalam nyata. Dan komentarku akan kuurutkan sesuai apa yang tertulis di judul .. potongan historikal yang pernah lewat. :)

Secara keseluruhan cerita, Aris udah sangat-sangat detail dalam memasukkan semua unsur cinta tiga sisi ini.

Dan semuanya berputar lagi seperti potongan film di kepala (kalimat yang familiar :) ) …

Detail cinta tiga sisi.
Mulai dari sahabat yang berteman sejak kecil.
Pertemanan yang lama berjalan.
Perubahan sikap satu subjek ke arah yang lebih baik karena pengaruh subjek yang dicintai.
Percintaan yang mungkin hanya diketahui oleh dua orang yang terlibat saja.
Plot-plot terencana.
Terbukanya aib-aib.
Pertengkaran maupun peristiwa telepon dan sms.
Peristiwa pecahnya persahabatan.
Peristiwa percintaan yang terombang ambing.
Salah sebut nama.
Salah sebut nama (lagi).
Cincin pertunangan.
Cincin pernikahan.
Rencana pernikahan.
Maaf.
Perpisahan.
Dan akhirnya kepala-kepala yang dingin karena keadaan.

Detail cinta satu sisi.
Mulai dari obsesifitas yang tidak pada tempatnya.
Dering telepon dan bunyi sms.
Lukisan dan gambar-gambar itu.
Di atas kanvas. Di atas kertas. Di atas permukaan dinding.
Rokok yang menjadi teman pengalih kegilaan.
Plot-plot terencana.
Kebiasan obsesi dengan cinta sebenarnya.
Ketidakberanian mengungkap seluruh perasaan untuk orang yang di(rasa)cintainya. Keinginan untuk menyingkirkan jauh-jauh ‘sang pesaing’.
Maaf.
Perpisahan.
Dan akhirnya … kepala yang dingin karena keadaan.

Gila lo Ris, bahkan adik gue tanya ke gue, ‘mas, elo apa pernah cerita tentang elo dulu-dulu ke orang lain termasuk Aris?’ ‘enggak, enggak pernah’ ‘ah, yang mirip kan cuma hobi ama inti ceritanya aja dung!’.

Potongan itu udah jadi historis buat petunjuk agar tidak lagi terulang di masa datang. Udah cukup buat jadi sedikit pengingat sembari nonton film ini :D.

Lanjut, secara keseluruhan teknis film…

Sorry to say, aku kasih applause film-nya Aris yang Catatan Akhir Sekolah lebih dari dua tangan bertepuk-tepuk daripada Alexandria J. Tidak jelek, tapi mungkin karena terlalu banyak ‘pesan sponsor’ numpang lewat di sini, belum ditambah satu-dua bloopers yang jelas banget diliat di awal dan tengah film. Tidak mengganggu cerita, tapi agak cukup mengganggu kenikmatan nonton film sendirian .. hiks hehehe.

Tapi dari kesemua, gue kasih applause tertinggi buat film ini buat cara bercerita Aris yang suka dengan hal2 detil. Alurnya yang lumayan ‘beda dan cukup mengejutkan’. Tapi gue suka terutama dengan pilihan kalimat-kalimat puitis yang ada di sana sini. Dari ‘Matahariku’ yang singkat tapi padat sampai ‘…menyalakan kembang api’ –kalimat di depan kacanya tokoh Bagas. Sedap betul … :)

Satu lagi applause buat film ini: Tokoh Rafi! Karakternya hidup sekali J gue suka banget aktingnya. Dia kasih warna tersendiri buat keseluruhan film. Keren!

Terakhir gue mau buat sedikit kesimpulan buat konsumsi gue sendiri, ternyata hampir seragam ya di mana juga, seperti potongan historikal yang pernah lewat, cinta tiga sisi (hampir) selalu melibatkan telepon … penyebutan nama … cincin … perpisahan … dan obsesi.

Selesai sudah misi Alexandria :).
Berjuta maafku buat komentar-komentar yang tidak pada tempatnya.
Berjuta penghargaanku buat Aris dan film-nya, sukses terus di film berikut! :D

27.11.05

THREESHARP 3#

Barusan beres2 lagu di kamar, ngeliat lagi svhs bekas dulu recording tahun 1999 ama temen2 3# di KANA-nya mas Deddy NAFF Tubagus Ismail, Bandung :)

Jadi inget Babeh Rizky si guru jazzer dahsyat (dahsyat beneran temen gue satu ini, udah maen ama jazzer2 top kayak mr. bubi chen!), Pak Oke si drummer yang udah gawe di TransTV (gebukannya drumnya alus pisan!), Oom Purwa si basser (bassist maksudna hehe) rekanan macem2 selama kuli, Dek Benny si manusia berotot yang berpindah dari dunia binaragawan ke dunia pencet2 tuts kibor, plus Aster si empunya suara manis ngisi back voc, plus Jejen si pelukis dayak yang kian sukses!, Indra yang sekarang udah jadi bapak satu anak :), dan Aris yang barusan nge-rilis Alexandria di pelosok Indonesia, udah ikut rame2in proses recording ampe finish :)

kangen berat ama jaman nge-band :(

threesharp. identik ama permata. lagu yang pernah menclok 8 minggu di indielapan-nya prambors sampe nomor 3 setelah Cherry Bombshell ama Koil, kayaknya satu2nya lagu pop riang diantara 7 lagu lain yang cadas abis :)

threesharp. keinget masalah duit yang bikin semuanya kocar kacir :( sayang banget :)

threesharp. kangen berat!

PERMATA - Threesharp (3#)

Dulu pernah aku mencinta
Cinta sunyi yang pernah kugenggam
Dan lepas begitu saja
Walau mungkin semua hanya riak belaka
Namun begitu indah

Cintaku terbingkai seuntaian
Permata yang tersebar di tujuh angkasa
Yang menjauh dan bercahaya
Sebagai penerang di kala malam
Dan kukan terus menggapai

Permata cahaya riak
Menjadi pijakan, tempat untukku di awang
Permata cahaya riak

waaah lagi demen ini nih!

LOW - Coldplay

You see the world in black and white
No colour or light
You think you'll never get it right
But you're wrong... you might

The sky could fall, could fall on me
They're passing on the seas
But you need more, need more to me
Than any colour I can see

All you ever wanted was love
But you never looked hard enough
it's never gonna give itself up
All you ever wanted to be

Living in perfect symmetry
Nothing is as down or old as us
as us

You see the world in black and white
Not painted right
You see no meaning to your life
Yes you try
Yes you try

And all you ever wanted was love
but you never looked hard enough
it's never gonna give itself up

All you ever wanted to be
Living in perfect symmetry
Nothing is as down or old as us

And don't you wanna see it come soon
Floating in a big white balloon
Given on your own silver spoon

Don't you wanna see it come down
Death is throwing your arms around
Say it in a moment too soon

'Cause I feel low
'Cause I feel low
Ohhhhhhhhhh
Yeah I feel low
Oh no
Ohhhhhhhhhh

Ohhhhhhhhhh

'Cause I feel low
Ahhhhhhhhhh
'Cause I feel low
Ahhhhhhhhhh
But I feel low
Oh no Ohhhhhhhhhh

17.11.05

alhamdulllah :)

bismillah..

i'll start today with basmala ... semoga diberkahi langkah pertamaku pagi nanti dan diampuni segala salah lalu kini dan mendatang ...

amiin ...

9.11.05

envy.

dengan riuh tawa seperti itu? :)

i envy you guys ...

8.11.05

koreksi!! saya salah ternyata :)

well, mind about apa yg kutulis di bawah, 'no such thing as the biggest fan?' KOREKSI! KOREKSI! the truth finally terpampang jujur di depan mata! :D

yesterday, Monday Nov 7 05

ada kenikmatan tersendiri dalam menyiapkan 'bingkisan' untuk teman-teman pemerhati sebuah karya. i met these special friends, one of 'em is Tee Traxhead's fans, no kidding? penghargaan tak ternilai ketika tiba2 entah dari mana ada orang datang dengan penuh minat ingin ikut apresiasi karya karya kecilku, wah! thanks buat Dini dan Tanti yang sudah penuh minat kepingin liat help! terimakasih tak terhingga!

today, Tuesday Nov 8 05

Kenikmatan itu semakin membuncah ketika janji untuk memberi lagi bingkisan kecil berisi karya mungil help! untuk another sahabat baru di Starbucks! wow! this is madness! kerasa feel-nya seperti kali pertama membaca surat pembaca bulan awal lahirnya Tee di Sarinah lt.9.

again, this is madness! gile benerr :D gak kebayang bakal setinggi ini penghargaan seseorang untuk sebuah karya mungil, terimakasih buat Yasmine dan keluarga yang sudah berbaik hati mempersilakan aku menyeruput kopi dan chit chat ttg tee dan si kucing, hehehehe, persia 14 ekor? di rumah cuma ada satu Buncis yang korengan gara2 berantem melulu ama kucing tetangga :D sungguh suatu momenta tak ternilai hari ini kurasakan. terimakasih untuk semua ... alhamdulillah semoga tetap dimudahkan jalannya :) amiin

tulisan ini spesial buat semua yang pernah kehilangan tee selama setahun lalu .. :)

bingung gue jawabnya hehehehe