1811=simply.cant.get.any.more.ideas.on.how.to.name.this.blog.

14.10.08

UAE Trip - Oktober 2008

Wow!

Terimakasih juga gak akan cukup buat sang adek yang sudah susah payah membawa kita sekeluarga ke Emirates untuk jalan-jalan, liburan, uyel uyelan di apartemen, pegel kaki kemana mana, ngetawain notes dari tetangga sebelah, masak masak ngabisin beras, dan more liburan :). Thanks ituns :))

Abu Dhabi, sebagai capital dari UAE, termasuk kota yang dijuluki the richest city in the world, the safest place on earth, with the most extreme low level of criminalism. Kenapa bisa begitu? Wajar saja, negeri petro dollar seperti ini patutlah menghabiskan kekayaannya untuk me non pajakkan penduduknya, sama seperti Dubai, Emirate tetangganya. Dengan mobil2 mewah berkeliaran di sana sini, dari yang licin mengkilap, sampai yang berdebu ditinggalkan seenaknya di parkiran dan tak terurus si empunya. Dari Ferrari, Porsche, Land Cruiser, Lexus, Mini Cooper dan banyak lagi merk2 wah seliweran sana sini, ngebut, dan ngerem mendadak di setiap intersection, menghindari dari melewati garis batas untuk penyeberang jalan. Tidak ada mobil yg familiar di jalanan Jakarta. Tidak ada tabiat yang familiar seperti di jalanan Jakarta. Semua patuh dengan peraturan. All roads controlled by radar. Tidak ada polisi di jalan. Semua pelanggar dikenai batas maksimal 3 kali melanggar, jika lebih dari itu akan dideportasi keluar dari negaranya. Semua berkamera, dan ber-radar. Pejalan kaki mendapat tempat utnuk bebas berjalan. Tidak ada motor berkeliaran. Satu dua terlihat motor besar minimal sekelas Bajaj Pulsar untuk dijadikan motor delivery. Penduduk yang variatif, Indian, Pakistani, Phillippines, Malaysian, Europeans, dan sedikit Indonesian. Semua berusaha patuh dengan aroma kotanya. Menikmati jalan-jalan di free public beachnya. Melihat hijaunya hamparan rumput dan bebungaan, serta taman-taman kota yang dialiri air kurang lebih 250 juta galon setiap harinya dengan air yg didistilasi dari laut dan dari sumber air lainnya. Tidak ada pedagang asongan, satu2nya yg terlihat mondar mandir menjajakan dagangan di sudut2 kota adalah penjual voucher pulsa. Untuk membeli nomor baru diharuskan mendaftarkan diri dengan paspor dan visa, semua terkontrol ketat oleh negara. Panasnya matahari membuat saya beranggapan bahwa UAE memiliki matahari lebih dari satu :). Kacamata hitam menjadi keharusan, tidak bagi saya yg telanjur nyaman dengan kacamata minus 1,5 ini :D. Taxi adalah kendaraan umum yang dipakai, bis umum juga ada walaupun baru diluncurkan untuk beberapa trayek. Taxi dibedakan menjadi dua versi, untuk tiga penumpang dan empat penumpang. Semua penduduk tertib antri di antrian super panjang di mal mal untuk menaiki Taxi. Ketika Dzuhur semua Taxi hampir pasti agak sulit ditemukan karena mereka kebanyakan istirahat shalat terlebih dahulu. Bila ingin berjalan-jalan dan bertemu dengan orang banyak dianjurkan untuk keluar rumah di hari Jumat, hari libur negara. Semua toko akan buka, seua orang berseliweran di mal-mal, ABG ABG berjejer di pantai dengan mobil mewahnya menyalakan Arabian music kencang kencang. Jangan heran dengan busana nasional mereka yang kesemuanya mengenakan Dishdash untuk lelaki dan Abaya untuk wanitanya. Para lelaki lokal hampir seuanya mengenakan busana putih putih ini, menjuntai sampai ke bawah. Lengkap dengan gadget mobile phone dan headsetnya. Untuk para wanita lebih banyak menunjukkan gaya fashionnya dengan aksesori perhiasan di atas abaya hitamnya yang panjang menjulur ke lantai. Bersepatu hak tinggi. Dengan tas mewah sebagai temannya. Tak lupa ringtone handphone yang modern dan kebarat-baratan. Semua tampak stylish, penuh gaya dan cantik tentunya, walau hanya mata yang terlihat dari luar :)

Inilah sedikit catatan sepanjang saya mendapat kesempatan untuk pertama kalinya menjelajah ke luar Indonesia. Hmm, kapan Indonesia akan serapih dan setertib ini ya? (wishful thinking:P)

Thanks buat Itun sang adek paling lutun :P. Dan inilah beberapa foto2nya :)


Bendera UAE di Dubai Creek


Matahari terbenam di public beach dekat Jumeira Mosque, Dubai


Menuju Atlantis di Palm Islands, memasuki terowongan bawah laut dengan pemandangan gate raksasa di kejauhan.


Ski Dubai di Mall of Emirates, Dubai

Eksterior Wafi Mall di Dubai


Belly Dancer bersiap pentas setelah safari padang pasir.


Cruisin in the sand dune dengan 4x4.


Onta-onta tersenyum :)


Burj Al Arab dan matahari terbenam di kejauhan.


Burj Dubai, bangunan tertinggi di dunia, sedang ditambah tinggi lagi :P.


Abu Dhabi Theatre dari kejauhan di matahari terbenam. Tampak tiang bendera besar sebagai salah satu tiang bendera tertinggi di dunia.


Jetski di public beach dekat Marina Mall, Abu Dhabi.


Salah satu mobil mewah yang terdampar di belantara kota Abu Dhabi.


Menunggu sunset di padang pasir, menunggu armada lain untuk kembali berkumpul.


*Jepret sana sini. Foto ini diambil oleh adek dengan Casio Exilim.


Tampak jalan dari apartemen adek, tepat di samping Capital Park of Abu Dhabi.


National Bank of Abu Dhabi dari Capital Park.


Mobil berjejer parkir tepat di bawah apartemen.


Boats berjejer dengan latar belakang Abu Dhabi Theatre.


Gerbang Heritage Village Abu Dhabi.


Garden Park, Corniche di waktu malam.


Ini apa ya, buletan bersinar sinar di kejauhan, sederetan dengan Marina Mall.


Corniche di waktu malam.


Corniche di waktu malam, dengan latar belakang lampu jalan.


Air mancur yang umum ada di Corniche, dengan semburat bulan di sudut.


Si adek maen ayunan :P itu kaki kayak mau nendang gue dah :)

(All photos by FW - Canon Digital EOS 400D, except*)

Labels: , , , ,

12.10.08

UAE Trip - Mall to Mall, Untung ada MEIFF




Mall lagi mall lagi :(. Hiburan publik kalo gak taman ya mall :D. Untung ada MEIFF (Middle East International Film Fest) bisa nonton nonton, sialnya ; udah keburu mau balik Jakarta, jadi cuma dapet dua film ... eugh!

UAE Trip - Desert Safari




Diajakin Itun safari di padang pasir, salam-salaman sama onta, jogetan sama perut, potret bersama fruity shaped camel dung :D

UAE Trip - Big Bus Tour Dubai




Salah besar ternyata, kirain Dubai cuma perbesaran dari Abu Dhabi, ternyata? Edan, megapolitan pisan, sampai pegel mata, pening kepanasan, dan kebawa angin karena terus2an poto sana sini di atas bis tingkat, turis kampung Jakarta meluncur di kota besar :P

UAE Trip - Heritage Village on Friday




Libur Jumat adalah keramaian. Termasuk di pojok utara Abu Dhabi, penuh mobil balapan, ABG berjejer dengan mobil dan Arabian music diputer kenceng kenceng, dan turis seperti saya celingukan kesana kemari :P

UAE Trip - A Walk in The Park




Jalan jalan di taman-taman kota, menyalurkan hobi main ayunan

UAE Trip - Stranded in The City




Topik nyasar, mulai dari trolley yg kececer di berbagai penjuru kota, kendaraan tak bertuan, kucing berhidung tebal, mobil2 tebal berpasir, dan orang kampung Jakarta nyasar kepanasan.

UAE Trip - Corniche Walk, It's The Heat




Panass bin pegel = jalan jalan sedap

UAE Trip - Itun's Apartment View


burung burungan made in indonesia yang dibeli itun di sana

Kesempatan berantakin rumahnya itun :P

UAE Trip - Abu Dhabi Citylight


padang pasir yang hijau dan biru :) lebih hijau dari jakarta sepertinya, dan lautnya lebih biru dari ancol :D hmmmm gimana dong :(

Pertama kali loncat ke luar Jakarta :) here's Abu Dhabi's Corniche at night

3.10.08

Laskar Pelangi

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Laskar Pelangi. Film yang ditunggu tunggu oleh pecinta film dan novel Indonesia beberapa waktu terakhir ini akhirnya sempat gue tonton dengan nyaman di Blitz. Riri Riza dan Mira Lesmana, nama yang jadi 'jaminan' untuk tontonan bermutu sebelum berbuka puasa. Andrea Hirata, dengan gubahan sastra kehidupannya mampu menyihir banyak manusia untuk menjadi terinspirasi karenanya. Lalu bagaimana dengan filmnya?

Menarik. Tidak bagus sekali. Tetapi kadarnya terasa lumayan cukup. Kalau tidak malah kurang sekali. Itu opini pribadi lho :). Opini lainnya berujar kalau film ini cenderung lemah gaya :(. Yang menjadi penolong adalah tema besar anak2 Belitong yang teguh meraih cita dan 10 aktor kecil berbakat itu. Jalinan ceritanya cenderung bergerak lambat. Untuk yang pernah membaca bukunya, banyak sekali detail yang dicoba dirangkum tapi malah membuat film tampak terlalu dipadat-padatkan. Untuk yang belum pernah membacanya, mungkin ada yang merasa bahwa terlalu banyak sempalan di film ini (e.g: adegan mengejar dukun). Frekuensinya yang cenderung bergerak pelan-tibatiba cepat-tertawa-terharu-tertawa membuat tambah berkerut ketika banyak adegan menarik yang direka dengan visual slow motion (e.g; adegan tari karnaval). Bahasa daerah yang orisinil dan menantang pastinya akan terasa lebih berarti bila disandingkan dengan teks bahasa Indonesia agar lebih menyentuh semua lapisan kultur masyarakat. Perkenalan tiap karakternya akan terasa lebih dalam bila tidak bertumpuk di beberapa momen saja. Terlalu banyak karakter, terlalu banyak waktu terbuang. Pencitraan bunga2 dalam visual jatuh cintanya Ikal akan terasa lebih indah dan menyentuh adonan fantasi kita bila dari awal film sudah diperkenalkan bumbu2 animatik dalam beberapa adegannya (cuma ada sedikit animatik dalam judul awal). Penjelmaan Mahar yang indah suaranya akan terasa lebih menakjubkan bila tidak terlalu mengedepankan dubbing yg begitu kentara dengan anak2 lain sbg suara latar di belakangnya. Penjelmaan Lintang dewasa juga tampak terlalu jauh dari Lintang kecil yang wajahnya sangat Belitong. Dan lagi2 jalinan ceritanya kurang begitu mengalir nyaman karena terlalu banyak adegan pose di pantai, adegan Laskar Pelangi yang berlari bersama, dan adegan antara yang terputus putus.

Tapi di balik semua kejanggalan versi saya di atas, secara 'maksimal' film ini berusaha merangkum keajaiban novelnya. Kisah hidup orang2 di dalamnya. Dan syukurnya semua terbilang berhasil. Lugas dalam penyampaian. Ditambah adanya imbuhan pasal UUD 45 di akhir film. Tema yang diangkat mampu merangkul hati terdalam penontonnya. Ditambah akting Cut Mini yang jempolan. Karakter Bu Muslimah yang inspiratif. Peran anak2 Belitong yang menyegarkan. Dan kehadiran aktor dan aktris senior yang seperti menjadi pagar pembatas akting segar di dalamnya. Serta isi keseluruhan film yang tampaknya berhasil membawa tema sedalam dan semulia ini untuk dijadikan tontonan bermutu di tengah ketiadaan tontonan bermutu karya anak bangsa yang peduli. Setidaknya selesai menonton film ini bisa berkata, Alhamdulillah, hari ini ada dorongan baru dalam menjalani hari di depan. Mimpi apapun bisa dicapai. Bangun dan kejarlah. Banyak memberi dan lebih banyak lagi memberi. Banyak inspirasi dan refreshing moral dari film ini. Tonton film ini, hargai, dan gali inspirasinya untuk bekal di depan!


Link to site: http://www.laskarpelangithemovie.com/