UAE Trip - Oktober 2008
Wow!
Terimakasih juga gak akan cukup buat sang adek yang sudah susah payah membawa kita sekeluarga ke Emirates untuk jalan-jalan, liburan, uyel uyelan di apartemen, pegel kaki kemana mana, ngetawain notes dari tetangga sebelah, masak masak ngabisin beras, dan more liburan :). Thanks ituns :))
Abu Dhabi, sebagai capital dari UAE, termasuk kota yang dijuluki the richest city in the world, the safest place on earth, with the most extreme low level of criminalism. Kenapa bisa begitu? Wajar saja, negeri petro dollar seperti ini patutlah menghabiskan kekayaannya untuk me non pajakkan penduduknya, sama seperti Dubai, Emirate tetangganya. Dengan mobil2 mewah berkeliaran di sana sini, dari yang licin mengkilap, sampai yang berdebu ditinggalkan seenaknya di parkiran dan tak terurus si empunya. Dari Ferrari, Porsche, Land Cruiser, Lexus, Mini Cooper dan banyak lagi merk2 wah seliweran sana sini, ngebut, dan ngerem mendadak di setiap intersection, menghindari dari melewati garis batas untuk penyeberang jalan. Tidak ada mobil yg familiar di jalanan Jakarta. Tidak ada tabiat yang familiar seperti di jalanan Jakarta. Semua patuh dengan peraturan. All roads controlled by radar. Tidak ada polisi di jalan. Semua pelanggar dikenai batas maksimal 3 kali melanggar, jika lebih dari itu akan dideportasi keluar dari negaranya. Semua berkamera, dan ber-radar. Pejalan kaki mendapat tempat utnuk bebas berjalan. Tidak ada motor berkeliaran. Satu dua terlihat motor besar minimal sekelas Bajaj Pulsar untuk dijadikan motor delivery. Penduduk yang variatif, Indian, Pakistani, Phillippines, Malaysian, Europeans, dan sedikit Indonesian. Semua berusaha patuh dengan aroma kotanya. Menikmati jalan-jalan di free public beachnya. Melihat hijaunya hamparan rumput dan bebungaan, serta taman-taman kota yang dialiri air kurang lebih 250 juta galon setiap harinya dengan air yg didistilasi dari laut dan dari sumber air lainnya. Tidak ada pedagang asongan, satu2nya yg terlihat mondar mandir menjajakan dagangan di sudut2 kota adalah penjual voucher pulsa. Untuk membeli nomor baru diharuskan mendaftarkan diri dengan paspor dan visa, semua terkontrol ketat oleh negara. Panasnya matahari membuat saya beranggapan bahwa UAE memiliki matahari lebih dari satu :). Kacamata hitam menjadi keharusan, tidak bagi saya yg telanjur nyaman dengan kacamata minus 1,5 ini :D. Taxi adalah kendaraan umum yang dipakai, bis umum juga ada walaupun baru diluncurkan untuk beberapa trayek. Taxi dibedakan menjadi dua versi, untuk tiga penumpang dan empat penumpang. Semua penduduk tertib antri di antrian super panjang di mal mal untuk menaiki Taxi. Ketika Dzuhur semua Taxi hampir pasti agak sulit ditemukan karena mereka kebanyakan istirahat shalat terlebih dahulu. Bila ingin berjalan-jalan dan bertemu dengan orang banyak dianjurkan untuk keluar rumah di hari Jumat, hari libur negara. Semua toko akan buka, seua orang berseliweran di mal-mal, ABG ABG berjejer di pantai dengan mobil mewahnya menyalakan Arabian music kencang kencang. Jangan heran dengan busana nasional mereka yang kesemuanya mengenakan Dishdash untuk lelaki dan Abaya untuk wanitanya. Para lelaki lokal hampir seuanya mengenakan busana putih putih ini, menjuntai sampai ke bawah. Lengkap dengan gadget mobile phone dan headsetnya. Untuk para wanita lebih banyak menunjukkan gaya fashionnya dengan aksesori perhiasan di atas abaya hitamnya yang panjang menjulur ke lantai. Bersepatu hak tinggi. Dengan tas mewah sebagai temannya. Tak lupa ringtone handphone yang modern dan kebarat-baratan. Semua tampak stylish, penuh gaya dan cantik tentunya, walau hanya mata yang terlihat dari luar :)
Inilah sedikit catatan sepanjang saya mendapat kesempatan untuk pertama kalinya menjelajah ke luar Indonesia. Hmm, kapan Indonesia akan serapih dan setertib ini ya? (wishful thinking:P)
Thanks buat Itun sang adek paling lutun :P. Dan inilah beberapa foto2nya :)
Labels: abu dhabi, dubai, emirates, family trip, vacation